Kamis, 26 April 2018



KISAH M.IHSAN DACHOLFANY
DALAM SATU HARI SATU MALAM DI QATAR

Perjalanan menuju ke negeri Qatar merupakan suatu kesyukuran (tahadus bini’mah)  dan menyenangkan menurut saudara M. Ihsan Dacholfany, karena negara tersebut  memiliki keindahan yang menakjubkan dan memiliki perbedaan  dibandingkan negara lain , ini mulai terlihat setelah  turunnya kita dari pesawat menuju ke bandara Qatar , yang kebetulan berangkat dari Bandara Internasional Soekarno Hatta Indonesia.
Perjalanan ke Qatar sebetulnya hanya transit selama 15 jam, tetapi banyak mandapat ilmu dan wawasan dan pengalaman yang didapatkan, mulai malam hari menjelang subuh  sampai sore hari di Qatar,  sebelum sampai ke Pakistan , saudar








a ihsan menghadiri undangan sebagai Key Note Speaker pada acara Konferensi Internasional  dari Pemerintah Pakistan melalui Pendidikan Tinggi, sedangkan  yang diamanahi sebagai Panitia Penyelenggara  Konferensi Internasional adalah Islamia University Bahawalpur Pakistan yang ketua Panitianya Dr. Abid Shahzad Khakhi, salah alumnus dari kampus Belgia, sahabat dari Dr.Nanang Suprayogi dari kampus Binus Indonesia.
Dengan melalui group WA IKPM Indonesia, menanyakan siapakah alumni Pesantren Gontor yang ada di Qatar, alhamdulillah saya diberitahu ada alumni Gontor 2010, ustadz Jiwandana yang dulu staf IKPM , bahwa ada alumni  yaitu Ustadz Dedi Mulyanto, Ustadz Muhammad Ulul Azmi dan ustadz Fikri alumni Mesir yang sekarang kerja di Kedutaan Qatar, adapun  jumlah alumni Pesantren Gontor yang masih menetap di Qatar ada sekitar 15 Orang sebagian besar bekerja di KBRI dan lainya mahasiswa di Qatar University dan Qatar Foundation (Hamad Bin Khalifa University). Selayaknya di negara yang lain disini juga ada ikatan alumni yaitu  IKPM Qatar, yang diketuai oleh sauadara Joni yg merupakan alumni tahun 2007. Setiap tahunnya minimal ada 4 mahasiswa Indonesia yang belajar di Qatar University Program Arabic For Non Native Speaker (ANNS) yaitu dua dari UNIDA Gontor dan 2 dari Unevirsitas Negeri Jakarta yang mana kedua kampus tersebut sudah memiliki MoU dengan Qatar University.
Sesampainya saya di Qatar, pada waktu malam menjelang sholat subuh , pesawat mendarat di Bandara  memasuki kota Doha. Bandaranya  besar dan bersih, Kota Doha sebagai ibukota  ini terletak di bibir teluk Arab dan berupa sebuah Tanjung, daratan yang menjorok ke laut. Berpenduduk lebih  800 ribuan orang, sebagian fasilitas kota dibangun di pinggir pantai, mirip water front city. Doha adalah kota modern ini disebabkan  limpahan gas bumi dan minyak yang membuat negara ini masuk dalam 10 negara terkaya di dunia. Adapun Penduduk asli Qatar hanya 200 ribu orang, sisanya adalah pendatang. Kita  boleh bangga, jika di negara Arab lainnya, TKI kita banyak yang menjadi pembantu, di sini TKI kita lebih well job.  Mereka hanya bekerja di sektor Migas, Muadzin dan sebagian lain di perhotelan atau jasa, dan juga di sektor jasa, apalagi kota Doha memang tengah berbenah, perkembangannya tidak sebanding dengan Dubai yang menjadi kota internasional.
Sebelum sholat subuh saya keliling bandara yang sangat luas, dan akhirnya menunggu   ruang tunggu, beberapa menit kemudian, ustadz Dedi Mulyanto dan Ustadz ulul Azmi menjemput saya, setelah pihak petugas bandara memberi izin keluar kelililing Qatar, karena waktu transit ada 15 jam sebelum berangkat ke Qatar. Waktu di jemput oleh kawan  di bandara, mereka menggunakan taxi,  Di Qatar anda bisa menggunakan taksi murah, karena di sana harga bahan bakar rendah, jadi bagi anda yang malas jalan kemana-mana, anda bisa menggunakan taksi. Selain itu , anda juga bisa menyewa mobil. Tahukah , bahwa harga mobil di Qatar sangat lah murha, Camry yang di Indonesia berharga Rp. 360.000.000, disana harganya sekitar 1/3 kali nya, jadi untuk sarana transportasi , anda tidak usah khawatir.
Sebelum ke Qatar, saya sudah menukar uang di money changer, sebagai persiapamn membeli oleh-oleh atau soevenir Qatar, Mata uang Qatar adalah Qatar Real ( QR) dimana 1 QR adalah 100 Dirham. Pecahan mata uang yang berlaku adalah 1, 5 , 10, 50, 100 dan , 500 dirham. $1 sama dengan 3,5 QR. Penukaran terbaik adalah di Bank, di beberapa hotel terdapat money changer namun ratenya biasanya lebih rendah dari Bank.  
Kami melanjutkan perjalanan menuju Masjid Seikh Abdul Wahhab untuk menunaikan sholat duhur berjamaah. Masjid ini merupakan masjid terbesar di Qatar, Masjid ini sangat menakjubkan bagi saya, desain yang mewah ditambah dengan aroma khas parfum Arab membuat terasa lebih nyaman dan betah untuk berlama-lama di dalam masjid, selain itu ketika kita keluar dari masjid, kita disuguhi pemandangan yang sangat bagus yaitu pantai dan gedung-gedung tinggi yang terletak di daerah Doha yang merupakan ibukota Qatar. Setelah Sholat Zuhur, kami di jempat alumni Gontor, ustadz Fikri yang kerja di Kedutaan Qatar dengan membawa  mobil pribadinya,  Lalu kami  di bawa jalan –jalan keliling Qatar dengan pemandangan arsitektur bangunan dan pantai yang indah.
Qatar berada di Teluk Arab di mana sebelah selatan berbatasan langsung dengan Arab Saudi, sedangkan batas lainnya langsung menghadap ke Teluk Arab. Bila diukur, Qatar memiliki panjang sekitar 240 KM dari utara ke Selatan, sedangkan lebarnya tidak lebih dari 160 Km. Negara ini tidak terlalu besar,  namun cukup luas untuk jumlah penduduknya yang hanya 1. 600.000 penduduk ( sensus tahun 2010 ) . Qatar sendiri mengandalkan minyak mentah untuk menghidupi ekonominya. Kebanyakan penduduk Qatar adalah pendatang, di mana penduduk aslinya tidak lebih dari setengah dari seluruh penduduk Qatar.



Qatar, salah satu negara kaya di dunia yang mayoritas penduduknya adalah muslim., walaupun negara kecil, namun  sangat makmur. Dengan memiliki  gas alam yang menjadi kekayaan utama bahkan Qatar bisa menadingi Negara  Arab Saudi dalam hal pendapat perkapitanya. Qatar yang dengan Ibukota Doha sudah sangat maju sekali  terlihat  dengan bangunan dengan model arsitektur yang sangat indah sekali, untuk  wisata, ia memiliki   Banana Island yang mirip dengan Maldives hanya berjarak  5 menit berkendara dari pusat kota dengan  suasana pantai yang indah.
Akhirnya saya diajak ke Markaz  Sheikh ‘Abdullah Bin Zaid Zaid Al- Mahmoud Islamic Cultural Center yang di dalam nya ada Qatar Islamic Cultural Center yang di dalam ada kegiatan dari berbagai agama  di dalamnya , kebetulan untuk agama Islam diberi kesempatan menggunakan fasiltas Dakwah, Pendidikan dan lainnya pada hari sabtu, lembaga pendidikan KAIFA (Kajian Anak Islam IntensiF DohA) ini mempunyai beberapa kelas tingkatan, dimulai dari usia dini sampai Remaja, Jumlah siswa dan siswi 220 orang yang mana merupakan anak dari warga Indonesia yang bekerja di Qatar dan sebagian anak orang Malaysia. Guru pengajar di lembaga ini berjumlah 18 Ustadz yang mana sebagian besar adalah para Muadzin (Warga Indonesia yang kerja sebagai Muadzin di bawah naungan Wizaarotul Auqof Qatar) dan para warqa Indonesia yang bekerja di Qatar Petrolium serta dibantu sama Mahasiswa Indo yang kuliyah di Qatar University dan Qatar Foundation dan 25 Ustadzah Istri para Muadzin dan Ibu-ibu yang lainya. Materi yang diajarkan meliputi Al Quran (Hafalan Surat Pendek), Hadis, Iqro (bagi Usia Dini), Akhlak dan Pendidikan Karakter. Direktur Lembaga KAIFA yaitu Bapak Hanief Alex Hysna dan  Kepala Sekolah Putra Ustadz Zaenal Arifin Lc dan Kepala Sekolah Putri Ibu  Ainun Swasti, lembaga ini didirikan pada tahun 2005 yang diprakarsai oleh Bapak Bidin Bachrul Ulumudin, Bapak Hanief Alex hysna, Bapak Elza, Bapak Qomar dan Ustad Nizam, awal mulanya dimulai dari rumah ke rumah kemudian Pindah ke KBRI, dari KBRI pindah ke FANAR (2006) kemudian tahun 2013 pindah ke Ma’had Dakwah Alwa’ab Doha dan 2017 pindah ke FANAR lagi sampai sekarang. Selain sebagai lembaga pendidikan KAIFA ini juga sebagai tempat silaturrahim antar warga Indonesia yang berada di Qatar. 

Foto diatas merupakan foto bersama para Pendiri dan pengajar lembaga KAIFA setelah mengadakan diskusi tentang Perbandingan Pendidikan Non Formal di Qatar dan Indonesia, dari kanan Bapak Bidin Bachrul ulumudin (Berkaos), ustadz Dedy Mulyanto,M.pd, Bapak Hanief  Alex hysna, Dr. M. Ihsan Dacholfany, bapak Marwoto, Ustadz Zenal Arifin Lc. Dan bapak Erwin. 
Hal yang indah lainnya yang kami lihat adalah  adalah Pulau nya yang disebut dengan Palm Tree Island ini dibangun oleh Pemerintah Qatar dan termasuk salah satu bangunan fenomenal  dan unik, mempunyai bentuk yang berbeda dengan  berbentuk pohon palm sebagai tanaman khas timur tengah yang dikerjakan oleh sebuah perusahaan kelas dunia bernama Nakheel Properties. Palm Tree Island adalah semenanjung yang dibuat dari bahan pasir. Pasir tersebut berasal dari dasar Teluk Persia. Pengambilan dengan dikeruk oleh Perusahaan Belgia dan Belanda. Pada bagian sisi luar pulau buatan ada yang bentuknya bulan sabit dan fungsinya sebagai pemecah ombak/gelombang yang dikenal juga dengan sebutan Palm Jumairah dan dibuat menggunakan 7 ton batu. Pembangunan selanjuntnya dilakukan kembali pada 2002 dan berhasil terbentuk semenanjung dengan panjang 4 km yang dinamai dengan Palm Jebel Ali.
Dari sana pun kita  dapat  melihat banyaknya vila dan apartemen mewah, pusat perkantoran dan bisnis, jadi pulau ini pun selanjutnya bisa menghasilkan uang untuk Negara Qatar, akan tetapi teknologi yang dipergunakan untuk membuat pulau tersebut, tidak menjamin keamanan pulau.
Masyarakat Qatar sangatlah welcome terhadap turis, mereka berbicara bahasa Arab namun mereka memiliki kemampuan bahasa Inggris yang sangat baik. Qatar merupakan negara muslim dimana hukumnya menganut hukum Islam, namun hukum Islam tersebut berlaku untuk penduduk Qatar , sedangkan untuk pendatang, anda akan diberitahu apa yang sebaiknya dilakukan dan tidak dilakukan disana.


Kebudayaan Qatar cukup maju, masyarakatnya menyukai kerajinan dan membuat kerajinan dari tanduk binatang, mereka memiliki keahlian kaligrafi ( mengukir kalimat ). Biasanya tanduk binatang yang digunakan berasal dari binatang mati, atau mereka biasanya membuat border kaligrafi di atas permadani untuk dijadikan hiasan dinding. Bangunan di Qatar memiliki arsitektur yang sangat indah dan rapih. Mereka membangun kotanya dengan sangat baik. Banyak masjid besar dan indah yang bisa anda datangi untuk masuk atau ikut shalat di sana
Qatar merupakan negara maju dan termasuk golongan negara makmur dan kaya,  akan tetapi hal tersebut tidak lantas membuat Qatar tidak lagi membutuhkan Souq Waqif. Lokasinya tepat berada di Doha. Apabila diartikan atau dimaknai, Souq Waqif mempunyai arti pasar berdiri atau pedagang kaki lima dalam istilah Indonesia.
Kami sempat belanja soevenir yang menjadi salah satu daya tarik wisatawan lainnya adalah dari Souq Waqif yang ada di Doha ini adalah harga barang-barang yang terjangkau dan juga banyak jenis barang yang ditemukan dan mungkin kita cari.
Walaupun di sekitar lokasi ini banyak berdiri bangunan dan hotel-hotel mewah, tapi Souq Waqif tetap dipertahankan dan malah menjadi salah satu destinasi wisata menarik dan populer di Kota Doha. Kini Souq Waqif ditata supaya lebih rapi dan kerap dijadikan tempat lokakarya, galeri seni, sampai dengan konser musik. Apabila anda ingin berkunjung ke lokasi yang satu ini, dari pusat Kota Doha sangat mudah menjangkaunya. Restoran sekitar tempat ini banyak yang menyajikan sisha dan beragam menu lezat, ada pula café yang menyediakan es krim.
Saya dan kawan – kawan keliling  Souq Waqif dengan banyaknya  toko yang menjual soevenir , bendera, stiker dan pakaian yang menandakan Qatar menjadi tuan piala dunia 2022, menurut rencana Qatar world cup plans , Qatar terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Gianni Infantino, bos FIFA memberikan kepercayaan pada negara Timur Tengah ini untuk menggelar acara besar empat tahunan tersebut, menurut informasi  Menteri Keunganan Qatar, Ali Shareef Al-Emadi telah mempersiapkan hal tersebut dan  menyediakan dana lebih dari 6 Triliun Rupiah dengan membuat  stadiun mewah dengan model bongkar pasang serta  infrastukur lainnya misalnya  sampai  rumah sakit jalan tol, lapangan olahraga dan lain sebagainya.

Beberapa tahun ini, Negara  Qatar telah menjadi bahan diskusi dan perbincangan baik warga negara tersebut maupun negara lain, masalah ini dengan adanyanya hubungan dengan urusan diplomatik negara ini dengan tetangganya, seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan sekutunya yang saat ini  sudah terputus. Retaknya hubungan yang dulunya baik ini ternyata berpengaruh pada banyak hal, khusunya kehidupan yang ada di negara kecil namun makmur tersebut di antaranya dengan  retaknya hubungan diplomatis antara Qatar dan negara sekitarnya terjadi efek negatif bagi semuanya, seperti  Qatar Airways bahkan menghapus penerbangan ke Arab Saudi,   bahkan Negara yang dipimpin oleh Raja Salman itu  melarang pesawat dari Qatar untuk melintas di wilayah udaranya sehingga  menjadi kerugian tersendiri bagi Qatar.
Kalaulah kita bangsa Indonesia, tentunya teringat akan Thoriq bin Edi Rahmad (tiga dari kiri), anak Indonesia yang jadi juara pertama Mussabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Sheikh Jasim bin Muhammad bin Thani Competition di Qatar. Foto/KBRI Doha, Seorang anak asal Indonesia meraih juara pertama dalam Mussabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Sheikh Jasim bin Muhammad bin Thani Competition kategori tahfizh 30 juzz Alquran yang digelar di Qatar. Mudah-mudahan, kita teringat dengan Putra Indonesia bernama Thoriq bin Edi Rahmad berhak atas hadiah uang sebesar QAR 100.000 (Rp374 juta). Kompetisi itu digelar di salah satu hotel paling prestisius di Qatar, Hotel Sheraton Doha. Duta Besar Indonesia untuk Qatar Muhammad Basri Sidehabi menyampaikan kebanggaannya atas prestasi Thoriq. Kemenangan anak itu berperan penting dalam diplomasi sosial budaya yang mengharumkan nama  Indonesia di Qatar.  Toriq Rahman adalah putra Edi Rahmad yang merupakan Ketua Indonesia Diaspora Network (IDN) di Kuwait.  Thoriq  yang juga penerima program beasiswa pendidikan di Qatar menyisihkan 600 pesaing lainnya dari berbagai negara. Juara kedua hingga kelima dalam kompetisi


Juara Tahfiz Alquran di Qatar, Anak Indonesia Raih Rp374 Juta


Padahal di balik itu semua, negara Qatar yang berada di pinggir Teluk Persia ini memiliki  banyak hal  indah dan menyenagkan. Kami juga sempat datang ke Museum Seni Islam. Museum yang satu ini memiliki nilai historis tinggi. Qatar ternyata tidak hanya menawakan wisata berupa bangunan mewah dan megah, negara dengan mayoritas penduduk muslim ini punya museum dengan arsitektur gaya Islam kuno dengan desain cukup unik dan menarik. Satu-satunya museum yang ada di Teluk Persia ini selanjutnya akan dilengkapi juga dengan fasilitas restoran. Tak hanya berisi beragam koleksi seni Islam saja, akan tetapi Museum Seni Islam juga menyediakan fasilitas yang lain berupa perpustakaan serta ruang untuk penelitian. Luas bangunan museum mencapai 45.000 meter pesegi dan merupakan Museum Seni Islam dengan koleksi artefak islam yang paling lengkap dan banyak di dunia yang dikumpulkan sejak akhir 1980-an. Koleksinya antara lain adalah manuskrip, liontin, keramik, giok, sampai dengan tekstil. Perlu diketahui bahwa koleksi yang ada di Museum Seni Islam ini berasal dari beberapa negara, diantaranya adalah India, Asia Tengah, Mesir, Spanyol, Irak, Iran, dan Turki. Arsitek yang merancang sekaligus mendesain museum ini bernama Im Pei. Struktur museum terinspirasi oleh Masjid Alhambra (Spanyol) dan Ibnu Tulun (Mesir). Pembangunan museum selesai pada 2006 dan diresmikan pada 22 November 2008. Museum yang pernah dikujungi Pangeran Charles ini dibuka untuk umum pada 1 Desember tahun yang sama.
Inilah salah satu destinasi wisata menarik yang ada di Negara Qatar. Dirancang oleh arsitek berpengalaman dari Qatar, museum yang satu ini dahulu merupakan Istana Sheikh Abdullah Al-Thani. Gedung ini begitu menakjubkan sehingga tampak lebih daripada museum atau istana. Beberapa pameran yang diselenggarakan di tempat ini antara lain adalah pameran perhiasan, pameran alam, dan sebagainya.
Ketika anda mengunjungi Qatar National Museum ini, anda akan menemukan 220 baris kursi di auditoriumnya, 2 buah restoran dan kafe, ruang untuk menyelenggarakan pameran kuliner, taman dengan berbagai macam tanaman, hingga berbagai macam laboratorium sebagai tempat penyelenggaraan berbagai penelitian. Selain memanjakan mata anda dengan desainnya yang futuristik, anda juga dapat belajar mengenai para tetua Qatar, melihat benda-benda peninggalan sejarah masyarakat di Qatar zaman dahulu, hingga mempelajari perkembangan masyarakat hingga menjadi modern seperti saat ini
Qatar dikenal dengan negara Islam, yang siap melindungi tokoh Islam yang ingin pindah kewarnegaraan seperti Yusuf Qardhawi,
Setelah sholat zuhur ,  lalu kami pergi Musium Qatar dan ke Kampus  Qatar University, untuk warga negara non Qatar diberi kesempatan kuliah dengan program beasiswa atau pertukaran mahasiswa dan dosen dengan syarat telah melakukan MoU terlebih dahulu antar kampus.
Biaya hidup di Qatar cukup mahal, jika ingin kuliah dengan biaya sendiri,  namun  sebaliknya bagi warga negara asing yang kuliah dengan program beasiswa,  tentu sangat nyaman dan bersyukur begitu juga bagi yang  bekerja atau menjadi guru / dosen mendapatkan honor , sungguh sangat besar, yang terpenting adalah memiliki ketrampilan yang sesuai dengan bidang yang diperlukan di sana.
Alhamdulillah, walaupun hanya satu hari satu malam, perjalanan di selama di Qatar sangat menyenangkan dan membahagiakan, terimakasih kepada kwan-kawan alumni Pesantren Gontor dan Fanar (Qatar Islamic Cultural Centre) yang telah memberikan informasi dan wawasan tentang negara Qatar.

2 komentar: