KISAH
M.IHSAN DACHOLFANY
DALAM
SATU HARI SATU MALAM DI QATAR
Perjalanan menuju ke
negeri Qatar merupakan suatu kesyukuran (tahadus
bini’mah) dan menyenangkan menurut
saudara M. Ihsan Dacholfany, karena negara tersebut memiliki keindahan yang menakjubkan dan memiliki
perbedaan dibandingkan negara lain , ini
mulai terlihat setelah turunnya kita dari
pesawat menuju ke bandara Qatar , yang kebetulan berangkat dari Bandara
Internasional Soekarno Hatta Indonesia.
Perjalanan ke Qatar
sebetulnya hanya transit selama 15 jam, tetapi banyak mandapat ilmu dan wawasan dan pengalaman yang
didapatkan, mulai malam hari menjelang subuh sampai sore hari di Qatar, sebelum sampai ke Pakistan , saudar
a ihsan menghadiri undangan sebagai Key Note Speaker pada acara Konferensi Internasional dari Pemerintah Pakistan melalui Pendidikan Tinggi, sedangkan yang diamanahi sebagai Panitia Penyelenggara Konferensi Internasional adalah Islamia University Bahawalpur Pakistan yang ketua Panitianya Dr. Abid Shahzad Khakhi, salah alumnus dari kampus Belgia, sahabat dari Dr.Nanang Suprayogi dari kampus Binus Indonesia.
Dengan melalui group WA
IKPM Indonesia, menanyakan siapakah alumni Pesantren Gontor yang ada di Qatar,
alhamdulillah saya diberitahu ada alumni Gontor 2010, ustadz Jiwandana yang
dulu staf IKPM , bahwa ada alumni yaitu
Ustadz Dedi Mulyanto, Ustadz Muhammad Ulul Azmi dan ustadz Fikri alumni Mesir
yang sekarang kerja di Kedutaan Qatar, adapun jumlah alumni Pesantren Gontor yang masih
menetap di Qatar ada sekitar 15 Orang sebagian besar bekerja di KBRI dan lainya
mahasiswa di Qatar University dan Qatar Foundation (Hamad Bin Khalifa
University). Selayaknya di negara yang lain disini juga ada ikatan alumni
yaitu IKPM Qatar, yang diketuai oleh
sauadara Joni yg merupakan alumni tahun 2007. Setiap tahunnya minimal ada 4 mahasiswa Indonesia yang
belajar di Qatar University Program Arabic For Non Native Speaker (ANNS) yaitu
dua dari UNIDA Gontor dan 2 dari Unevirsitas Negeri Jakarta yang mana kedua kampus tersebut sudah
memiliki MoU
dengan Qatar
University.
Sesampainya saya di
Qatar, pada waktu malam menjelang sholat subuh , pesawat mendarat di
Bandara memasuki kota Doha. Bandaranya besar dan bersih, Kota Doha sebagai ibukota ini terletak di bibir teluk Arab dan berupa
sebuah Tanjung, daratan yang menjorok ke laut. Berpenduduk lebih 800 ribuan orang, sebagian fasilitas kota
dibangun di pinggir pantai, mirip water front city. Doha adalah kota modern ini
disebabkan limpahan gas bumi dan minyak
yang membuat negara ini masuk dalam 10 negara terkaya di dunia. Adapun Penduduk
asli Qatar hanya 200 ribu orang, sisanya adalah pendatang. Kita boleh bangga, jika di negara Arab lainnya,
TKI kita banyak yang menjadi pembantu, di sini TKI kita lebih well job. Mereka hanya bekerja di sektor Migas, Muadzin
dan sebagian lain di perhotelan atau jasa, dan juga di sektor jasa, apalagi
kota Doha memang tengah berbenah, perkembangannya tidak sebanding dengan Dubai
yang menjadi kota internasional.
Sebelum sholat subuh
saya keliling bandara yang sangat luas, dan akhirnya menunggu ruang tunggu, beberapa menit kemudian,
ustadz Dedi Mulyanto dan Ustadz ulul Azmi menjemput saya, setelah pihak petugas
bandara memberi izin keluar kelililing Qatar, karena waktu transit ada 15 jam
sebelum berangkat ke Qatar. Waktu di jemput oleh kawan di bandara, mereka menggunakan taxi, Di Qatar anda bisa menggunakan taksi murah,
karena di sana harga bahan bakar rendah, jadi bagi anda yang malas jalan
kemana-mana, anda bisa menggunakan taksi. Selain itu , anda juga bisa menyewa
mobil. Tahukah , bahwa harga mobil di Qatar sangat lah murha, Camry yang di
Indonesia berharga Rp. 360.000.000, disana harganya sekitar 1/3 kali nya, jadi
untuk sarana transportasi , anda tidak usah khawatir.
Sebelum ke Qatar, saya sudah menukar
uang di money changer, sebagai persiapamn membeli oleh-oleh atau
soevenir Qatar, Mata uang Qatar adalah Qatar Real ( QR) dimana 1 QR adalah 100
Dirham. Pecahan mata uang yang berlaku adalah 1, 5 , 10, 50, 100 dan , 500
dirham. $1 sama dengan 3,5 QR. Penukaran terbaik adalah di Bank, di beberapa
hotel terdapat money changer namun ratenya biasanya lebih rendah dari
Bank.
Kami melanjutkan perjalanan menuju Masjid Seikh Abdul Wahhab untuk
menunaikan sholat duhur berjamaah. Masjid
ini merupakan masjid terbesar di Qatar, Masjid ini sangat menakjubkan bagi
saya, desain yang mewah ditambah dengan aroma khas parfum Arab membuat terasa
lebih nyaman dan betah untuk berlama-lama di dalam masjid, selain itu ketika kita keluar dari masjid, kita disuguhi pemandangan yang sangat bagus yaitu
pantai dan gedung-gedung tinggi yang terletak di daerah Doha yang merupakan
ibukota Qatar. Setelah Sholat Zuhur, kami di jempat alumni
Gontor, ustadz Fikri yang kerja di Kedutaan Qatar dengan membawa mobil pribadinya, Lalu kami di bawa jalan –jalan keliling Qatar dengan
pemandangan arsitektur bangunan dan pantai yang indah.
Qatar berada di Teluk Arab di mana
sebelah selatan berbatasan langsung dengan Arab Saudi, sedangkan batas lainnya
langsung menghadap ke Teluk Arab. Bila diukur, Qatar memiliki panjang sekitar
240 KM dari utara ke Selatan, sedangkan lebarnya tidak lebih dari 160 Km.
Negara ini tidak terlalu besar, namun
cukup luas untuk jumlah penduduknya yang hanya 1. 600.000 penduduk ( sensus
tahun 2010 ) . Qatar sendiri mengandalkan minyak mentah untuk menghidupi
ekonominya. Kebanyakan penduduk Qatar adalah pendatang, di mana penduduk
aslinya tidak lebih dari setengah dari seluruh penduduk Qatar.
Qatar, salah satu
negara kaya di dunia yang mayoritas penduduknya adalah muslim., walaupun
negara kecil, namun sangat makmur.
Dengan memiliki gas alam yang menjadi
kekayaan utama bahkan Qatar bisa menadingi Negara Arab Saudi dalam hal pendapat perkapitanya.
Qatar yang dengan Ibukota Doha sudah sangat maju sekali terlihat
dengan bangunan dengan model arsitektur yang sangat indah sekali,
untuk wisata, ia memiliki Banana Island yang mirip dengan Maldives
hanya berjarak 5 menit berkendara dari pusat kota dengan suasana pantai yang indah.
Akhirnya saya diajak ke
Markaz Sheikh ‘Abdullah Bin Zaid Zaid Al-
Mahmoud Islamic Cultural Center yang di dalam nya ada Qatar Islamic Cultural
Center yang di dalam ada kegiatan dari berbagai agama di dalamnya , kebetulan untuk agama Islam
diberi kesempatan menggunakan fasiltas Dakwah, Pendidikan dan lainnya pada hari
sabtu, lembaga pendidikan KAIFA (Kajian Anak Islam IntensiF DohA) ini mempunyai
beberapa kelas tingkatan, dimulai dari usia dini sampai Remaja, Jumlah siswa
dan siswi 220 orang yang mana merupakan anak dari warga Indonesia yang bekerja
di Qatar dan sebagian anak orang Malaysia. Guru pengajar di lembaga ini
berjumlah 18 Ustadz yang mana sebagian besar adalah para Muadzin (Warga
Indonesia yang kerja sebagai Muadzin di bawah naungan Wizaarotul Auqof Qatar)
dan para warqa Indonesia yang bekerja di Qatar Petrolium serta dibantu sama
Mahasiswa Indo yang kuliyah di Qatar University dan Qatar Foundation dan 25
Ustadzah Istri para Muadzin dan Ibu-ibu yang lainya. Materi yang diajarkan meliputi Al
Quran (Hafalan Surat Pendek), Hadis, Iqro
(bagi Usia Dini), Akhlak dan Pendidikan
Karakter.
Direktur Lembaga KAIFA yaitu Bapak Hanief Alex Hysna dan Kepala Sekolah Putra Ustadz Zaenal Arifin Lc
dan Kepala Sekolah Putri Ibu Ainun
Swasti, lembaga ini didirikan pada tahun 2005 yang diprakarsai oleh Bapak Bidin
Bachrul Ulumudin, Bapak Hanief Alex hysna, Bapak Elza, Bapak Qomar dan Ustad
Nizam, awal mulanya dimulai dari rumah ke rumah kemudian Pindah ke KBRI, dari
KBRI pindah ke FANAR (2006) kemudian tahun 2013 pindah ke Ma’had Dakwah Alwa’ab
Doha dan 2017 pindah ke FANAR lagi sampai sekarang. Selain sebagai lembaga pendidikan KAIFA ini juga
sebagai tempat silaturrahim antar warga Indonesia yang berada di Qatar.
Foto diatas merupakan foto bersama para Pendiri
dan pengajar lembaga KAIFA setelah mengadakan diskusi tentang Perbandingan
Pendidikan Non Formal di Qatar dan Indonesia, dari kanan Bapak Bidin Bachrul
ulumudin (Berkaos), ustadz Dedy Mulyanto,M.pd, Bapak Hanief Alex hysna, Dr. M. Ihsan Dacholfany, bapak
Marwoto, Ustadz Zenal Arifin Lc. Dan bapak Erwin.
Hal yang indah lainnya yang kami lihat adalah adalah Pulau nya yang disebut dengan Palm Tree
Island ini dibangun oleh Pemerintah Qatar dan termasuk salah satu bangunan
fenomenal dan unik, mempunyai bentuk
yang berbeda dengan berbentuk pohon palm
sebagai tanaman khas timur tengah yang dikerjakan oleh sebuah perusahaan kelas
dunia bernama Nakheel Properties. Palm Tree Island adalah semenanjung yang
dibuat dari bahan pasir. Pasir tersebut berasal dari dasar Teluk Persia.
Pengambilan dengan dikeruk oleh Perusahaan Belgia dan Belanda. Pada bagian sisi
luar pulau buatan ada yang bentuknya bulan sabit dan fungsinya sebagai pemecah
ombak/gelombang yang dikenal juga dengan sebutan Palm Jumairah dan dibuat
menggunakan 7 ton batu. Pembangunan selanjuntnya dilakukan kembali pada 2002
dan berhasil terbentuk semenanjung dengan panjang 4 km yang dinamai dengan Palm
Jebel Ali.
Dari sana pun kita dapat
melihat banyaknya vila dan apartemen mewah, pusat perkantoran dan
bisnis, jadi pulau ini pun selanjutnya bisa menghasilkan uang untuk Negara
Qatar, akan tetapi teknologi yang dipergunakan untuk membuat pulau tersebut, tidak
menjamin keamanan pulau.
Masyarakat
Qatar sangatlah welcome terhadap turis, mereka berbicara bahasa Arab namun mereka
memiliki kemampuan bahasa Inggris yang sangat baik. Qatar merupakan negara
muslim dimana hukumnya menganut hukum Islam, namun hukum Islam tersebut berlaku
untuk penduduk Qatar , sedangkan untuk pendatang, anda akan diberitahu apa yang
sebaiknya dilakukan dan tidak dilakukan disana.
Kebudayaan Qatar cukup maju, masyarakatnya menyukai kerajinan dan membuat kerajinan dari tanduk binatang, mereka memiliki keahlian kaligrafi ( mengukir kalimat ). Biasanya tanduk binatang yang digunakan berasal dari binatang mati, atau mereka biasanya membuat border kaligrafi di atas permadani untuk dijadikan hiasan dinding. Bangunan di Qatar memiliki arsitektur yang sangat indah dan rapih. Mereka membangun kotanya dengan sangat baik. Banyak masjid besar dan indah yang bisa anda datangi untuk masuk atau ikut shalat di sana
Qatar merupakan negara maju dan termasuk golongan
negara makmur dan kaya, akan tetapi hal
tersebut tidak lantas membuat Qatar tidak lagi membutuhkan Souq Waqif.
Lokasinya tepat berada di Doha. Apabila diartikan atau dimaknai, Souq Waqif
mempunyai arti pasar berdiri atau pedagang kaki lima dalam istilah Indonesia.
Kami sempat belanja soevenir yang menjadi salah satu daya tarik wisatawan lainnya
adalah dari Souq Waqif yang ada di Doha ini adalah harga barang-barang yang
terjangkau dan juga banyak jenis barang yang ditemukan dan mungkin kita cari.
Walaupun di sekitar lokasi ini banyak berdiri
bangunan dan hotel-hotel mewah, tapi Souq Waqif tetap dipertahankan dan malah
menjadi salah satu destinasi wisata menarik dan populer di Kota Doha. Kini Souq
Waqif ditata supaya lebih rapi dan kerap dijadikan tempat lokakarya, galeri
seni, sampai dengan konser musik. Apabila anda ingin berkunjung ke lokasi yang
satu ini, dari pusat Kota Doha sangat mudah menjangkaunya. Restoran sekitar
tempat ini banyak yang menyajikan sisha dan beragam menu lezat, ada pula café
yang menyediakan es krim.
Saya dan
kawan – kawan keliling Souq Waqif
dengan banyaknya toko yang menjual soevenir , bendera, stiker
dan pakaian yang menandakan Qatar menjadi tuan piala dunia 2022, menurut rencana
Qatar world cup plans , Qatar terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia
2022. Gianni Infantino, bos FIFA memberikan kepercayaan pada negara Timur
Tengah ini untuk menggelar acara besar empat tahunan tersebut, menurut
informasi Menteri Keunganan
Qatar, Ali Shareef Al-Emadi telah mempersiapkan hal tersebut dan menyediakan dana lebih dari 6 Triliun Rupiah
dengan membuat stadiun mewah dengan
model bongkar pasang serta infrastukur
lainnya misalnya sampai rumah sakit jalan tol, lapangan olahraga dan
lain sebagainya.
Beberapa tahun ini, Negara Qatar telah menjadi bahan diskusi dan
perbincangan baik warga negara tersebut maupun negara lain, masalah ini dengan
adanyanya hubungan dengan urusan diplomatik negara ini dengan tetangganya,
seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan sekutunya yang saat ini sudah terputus. Retaknya hubungan yang
dulunya baik ini ternyata berpengaruh pada banyak hal, khusunya kehidupan yang
ada di negara kecil namun makmur tersebut di antaranya dengan retaknya hubungan diplomatis antara Qatar dan
negara sekitarnya terjadi efek negatif bagi semuanya, seperti Qatar Airways bahkan
menghapus penerbangan ke Arab Saudi,
bahkan Negara yang dipimpin oleh Raja Salman itu melarang pesawat dari Qatar untuk melintas di
wilayah udaranya sehingga menjadi
kerugian tersendiri bagi Qatar.
Kalaulah kita bangsa Indonesia, tentunya
teringat akan Thoriq bin Edi Rahmad (tiga dari kiri), anak Indonesia yang jadi
juara pertama Mussabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Sheikh Jasim bin Muhammad bin
Thani Competition di Qatar. Foto/KBRI Doha, Seorang anak asal Indonesia meraih
juara pertama dalam Mussabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Sheikh Jasim bin Muhammad
bin Thani Competition kategori tahfizh 30 juzz Alquran yang digelar di Qatar. Mudah-mudahan,
kita teringat dengan Putra Indonesia bernama Thoriq bin Edi Rahmad berhak atas
hadiah uang sebesar QAR 100.000 (Rp374 juta). Kompetisi itu digelar di salah
satu hotel paling prestisius di Qatar, Hotel Sheraton Doha. Duta Besar
Indonesia untuk Qatar Muhammad Basri Sidehabi menyampaikan kebanggaannya atas
prestasi Thoriq. Kemenangan anak itu berperan penting dalam diplomasi sosial
budaya yang mengharumkan nama Indonesia di Qatar. Toriq Rahman
adalah putra Edi Rahmad yang merupakan Ketua Indonesia Diaspora Network (IDN)
di Kuwait. Thoriq yang juga
penerima program beasiswa pendidikan di Qatar menyisihkan 600 pesaing lainnya
dari berbagai negara. Juara kedua hingga kelima dalam kompetisi
Padahal di balik itu semua, negara
Qatar yang berada di pinggir Teluk Persia ini memiliki banyak hal
indah dan menyenagkan. Kami juga sempat datang ke Museum
Seni Islam. Museum yang satu ini memiliki nilai historis tinggi. Qatar ternyata
tidak hanya menawakan wisata berupa bangunan mewah dan megah, negara dengan
mayoritas penduduk muslim ini punya museum dengan arsitektur gaya Islam kuno
dengan desain cukup unik dan menarik. Satu-satunya museum yang ada di Teluk
Persia ini selanjutnya akan dilengkapi juga dengan fasilitas restoran. Tak hanya
berisi beragam koleksi seni Islam saja, akan tetapi Museum Seni Islam juga
menyediakan fasilitas yang lain berupa perpustakaan serta ruang untuk
penelitian. Luas bangunan museum mencapai 45.000 meter pesegi dan merupakan
Museum Seni Islam dengan koleksi artefak islam yang paling lengkap dan banyak
di dunia yang dikumpulkan sejak akhir 1980-an. Koleksinya antara lain adalah
manuskrip, liontin, keramik, giok, sampai dengan tekstil. Perlu diketahui bahwa
koleksi yang ada di Museum Seni Islam ini berasal dari beberapa negara,
diantaranya adalah India, Asia Tengah, Mesir, Spanyol, Irak, Iran, dan Turki.
Arsitek yang merancang sekaligus mendesain museum ini bernama Im Pei. Struktur
museum terinspirasi oleh Masjid Alhambra (Spanyol) dan Ibnu Tulun (Mesir).
Pembangunan museum selesai pada 2006 dan diresmikan pada 22 November 2008.
Museum yang pernah dikujungi Pangeran Charles ini dibuka untuk umum pada 1
Desember tahun yang sama.
Inilah salah satu destinasi wisata menarik yang
ada di Negara Qatar. Dirancang oleh arsitek berpengalaman dari Qatar, museum
yang satu ini dahulu merupakan Istana Sheikh Abdullah Al-Thani. Gedung ini
begitu menakjubkan sehingga tampak lebih daripada museum atau istana. Beberapa
pameran yang diselenggarakan di tempat ini antara lain adalah pameran
perhiasan, pameran alam, dan sebagainya.
Ketika anda mengunjungi Qatar National Museum
ini, anda akan menemukan 220 baris kursi di auditoriumnya, 2 buah restoran dan
kafe, ruang untuk menyelenggarakan pameran kuliner, taman dengan berbagai macam
tanaman, hingga berbagai macam laboratorium sebagai tempat penyelenggaraan
berbagai penelitian. Selain memanjakan mata anda dengan desainnya yang
futuristik, anda juga dapat belajar mengenai para tetua Qatar, melihat
benda-benda peninggalan sejarah masyarakat di Qatar zaman dahulu, hingga
mempelajari perkembangan masyarakat hingga menjadi modern seperti saat ini
Qatar dikenal dengan
negara Islam, yang siap melindungi tokoh Islam yang ingin pindah kewarnegaraan
seperti Yusuf Qardhawi,
Setelah sholat zuhur
, lalu kami pergi Musium Qatar dan ke
Kampus Qatar University, untuk warga
negara non Qatar diberi kesempatan kuliah dengan program beasiswa atau
pertukaran mahasiswa dan dosen dengan syarat telah melakukan MoU terlebih
dahulu antar kampus.
Biaya hidup di Qatar
cukup mahal, jika ingin kuliah dengan biaya sendiri, namun
sebaliknya bagi warga negara asing yang kuliah dengan program beasiswa, tentu sangat nyaman dan bersyukur begitu juga
bagi yang bekerja atau menjadi guru /
dosen mendapatkan honor , sungguh sangat besar, yang terpenting adalah memiliki
ketrampilan yang sesuai dengan bidang yang diperlukan di sana.
Alhamdulillah, walaupun
hanya satu hari satu malam, perjalanan di selama di Qatar sangat menyenangkan
dan membahagiakan, terimakasih kepada kwan-kawan alumni Pesantren Gontor dan
Fanar (Qatar Islamic Cultural Centre) yang telah memberikan informasi dan
wawasan tentang negara Qatar.
ALHAMDULILLAH, SEMOGA BISA KEMBALI LAGI
BalasHapusALHAMDULILLAH
BalasHapus